Kopi Luwak Sintetis? Apa Ituuuu?

Meskipun sudah banyak pencinta hewan yang mengecam proses pembuatan kopi luwak, tapi tetap saja kopi yang satu ini tetap menjadi primadona di dunia kopi, dan orang terus memproduksinya. Mengapa? Karena memang harus diakui, kopi luwak bukan hanya menaikkan gengsi mereka yang mampu membelinya, tapi rasa dan aromanya yang sangat nikmat serta khas tak ada yang dapat menggantikan.

Mungkin di dalam hati, para vegetarian juga mempunyai perasaan yang sama, bahwa nggak adil dan kejam rasanya memakan daging binatang. Tetapi para vegetarian ini tetap dapat menikmati makanan dengan rasa daging dengan membuat “daging palsu” dari bahan-bahan non-hewani. Dengan cara ini, mereka tetap dapat menikmati nikmatnya masakan “berdaging” tanpa harus menyiksa seekor binatang pun.


Cara yang sama juga ternyata dapat dilakukan dalam proses pembuatan “kopi luwak”. Bahannya tetap kopi, rasanya mirip kopi luwak, tapi dalam pembuatannya, nggak ada satu ekor luwak pun yang tersiksa. Sepasang ilmuwan biologi sintetis, Camille Delebecque dan Sophie Deterre melakukan beberapa percobaan dan mereka lalu membuat sebuah perusahaan yang mereka beri nama “Afineur”. Perusahaan ini menjual biji kopi yang rasanya mirip kopi luwak, yang dibuat melalui proses fermentasi. Seperti yang kita tahu, biji kopi luwak (yang asli) dihasilkan oleh para luwak melalui kotoran yang mereka keluarkan. Dan perubahan yang dialami oleh biji kopi dalam pencernaan luwak itulah yang mereka tiru. Kopi luwak mempunyai rasa yang berbeda karena nggak sepahit dan semenyengat kopi lainnya. Hal ini disebabkan oleh enzim yang dikeluarkan oleh luwak, yang “mencincang” protein dalam biji kopi dalam partikel yang sangat kecil. Fermentasi yang dilakukan oleh Afineur ini memakan waktu 2 hari, setelah biji kopi dipanggang.
Beberapa tahun yang lalu, Delebeceque pernah mengunjungi Indonesia, dan dia menyaksikan sendiri penderitaan para luwak itu. Karenanya dia ingin sekali membuat alternatif bagi para pencinta minuman kopi luwak, yang harga per cangkirnya di Amerika Serikat bisa mencapai $80 per cangkir itu. Dengan cara ini, harga “kopi luwak” pun bisa jadi lebih ditekan dan nggak ada seekor luwak pun yang harus menderita karenanya.




Harga kopi luwak sintetis ini memang nggak murah, tapi masih jauh lebih murah ketimbang biji kopi luwak asli. Mereka memperkirakan, biji kopi ini akan dijual seharga $50 – $100 per ons. Akhir tahun ini  atau selambatnya awal tahun ini, rencananya biji kopi luwak sintetis ini baru akan dipasarkan.
Bisa jadi ini kabar gembira bagi para luwak, tapi kurang menggembirakan bagi para petani dan produsen kopi luwak. Biarkan saja nanti para pencinta minuman kopi luwak yang menjadi jurinya.

(kopikeliling.com)



Post a Comment

0 Comments