Kompas.com/Adhika Pertiwi
KOMPAS.com - Bagi Anda pecinta kopi, pasti akan tertarik untuk mencicipi segala jenis kopi dari berbagai daerah di Indonesia. Apalagi jika bisa menyesap kopi yang beberapa tahun belakangan cukup populer, yaitu kopi luwak.
Selasa lalu (13/9/2011), Caffe La Tazza yang terletak di Electronic City SCBD, Jakarta, menyelenggarakan acara uji coba cita rasa kopi luwak dari berbagai daerah di Indonesia. Acara ini dihadiri oleh sekitar 10 orang Korea pecinta kopi. Tujuan acara ini adalah untuk mengenalkan kopi luwak Indonesia kepada para peserta.
Konsep acara ini cukup menarik, pertama para peserta diminta untuk mencium aroma delapan macam bubuk kopi secara satu per satu yang dirahasiakan jenisnya. Enam dari delapan jenis kopi tersebut merupakan jenis kopi luwak, dua sisanya adalah kopi biasa.
Setelah mencium aroma dari bubuk kopi, kedelapan jenis kopi tersebut diseduh. Kemudian para peserta diminta mencium aroma seduhannya. Langkah terakhir adalah dengan mencicipinya satu per satu. Setelah itu, para peserta diminta untuk menebak mana di antara kedelapan kopi tersebut yang merupakan kopi luwak. Baru setelah itu, Heri Setiadi, General Manager Caffe La Tazza, menyebutkan kopi luwak yang asli.
“Enam dari delapan jenis kopi ini adalah kopi luwak yang berasal dari Bali, Padang, Mandailing (Sumatra Utara), Toraja, Aceh, dan Jawa Tengah. Sementara dua sisanya adalah kopi hitam yang berasal dari Papua dan kopi Robusta dari Padang,” katanya.
Setiap kopi luwak tersebut mempunyai karakter aroma dan rasa tersendiri, karena tidak berasal dari tanaman kopi yang sama jenisnya. Apalagi tempat tumbuhnya berbeda dilihat dari jenis tanah maupun ketinggian tempat. Para penikmat kopi pun juga menyukai kopi tergantung selera masing-masing, tidak ada jenis kopi yang lebih unggul karena perbedaan selera tersebut.
“Tujuan kafe kami mengenalkan berbagai jenis kopi luwak kepada para peserta orang Korea karena mereka adalah tipe penikmat kopi dengan cita rasa tinggi, bahkan cenderung rewel terhadap kualitas kopi. Saking tergila-gila dengan kopi, mereka bisa tahu apakah kopi ini melalui proses pengolahan dengan benar atau tidak,” ungkap Hari, yang juga tergabung sebagai anggota Specialty Coffee Association of Indonesia.
Alasan mengapa jenis kopi luwak yang dipilih sebagai bahan uji coba cita rasa adalah karena kopi ini terkenal unik. Kopi luwak alami berasal dari biji kopi terbaik yang dipilih luwak liar untuk dimakan. Biji yang tidak tercerna dan keluar bersama kotoran luwak tersebut yang kemudian diolah menjadi kopi luwak. Karena keunikan dan kelangkaan biji kopi tersebut, harga kopi luwak alami di pasaran cukup mahal.
Salah satu peserta, Won Jung Lee, menuturkan, “Kopi luwak rasanya unik, biasanya kami membeli kopi luwak yang masih berupa biji yang telah dipanggang (roasted) kemudian menghaluskan sendiri di rumah sesuai dengan porsi yang akan diminum.”
Semua peserta yang hadir mempunyai kebiasaan minum kopi setiap harinya. Oleh karena itu, mereka mudah membedakan mana jenis kopi yang berkualitas. Apalagi ketika mengkonsumsi kopi, mereka tidak mencampurnya dengan gula maupun krim. Sehingga karakter rasa kopi benar-benar terasa.
Dalam acara tersebut juga hadir pakar pencicip kopi atau biasa dikenal sebagai specialty coffee, Kasmito. Ia mengungkapkan bahwa sebenarnya mencicip kopi adalah suatu seni tersendiri.
“Hanya dengan mencium aroma dan mencicipi kopi, kita bisa tahu apakah kopi tersebut telah diproses dengan benar sejak awal hingga penyajian. Proses itu dimulai sejak biji kopi dipetik, dijemur, lama penyimpanan, proses pemanggangan hingga proses penyeduhan. Kopi yang melewati keseluruhan proses pengolahan dengan benar merupakan jenis specialty coffee tanpa cacat fisik, aroma, maupun rasa,” ungkap Kasmito.
Jenis kopi luwak pun beraneka macam, tergantung daerah asalnya. Tingkat kelezatan rasanya tergantung selera orang yang mengkonsumsi. Namun, biasanya kopi luwak alami masih dipasarkan dengan harga tinggi.
Di Caffee La Tazza, secangkir kopi luwak dijual dengan harga Rp 95.000, kafe ini juga melayani pemesanan biji kopi luwak yang sudah dipanggang dengan harga Rp 365.000 per 100 gram. Untuk pembelian biji kopi luwak, konsumen harus memesan terlebih dahulu sehari sebelumnya supaya bisa melalui proses pemanggangan terlebih dahulu.
Editor :
kadek
0 Comments