Aroma kopi Gayo telah menyebar kemana mana dan bahkan sudah dikenal hingga ke dunia luar.
Jika anda berkunjung ke provinsi di ujung barat Indonesia itu, maka dengan mudah menemukan warung kopi di setiap sudut.
Jauh sebelum budaya ngopi menjadi life style kaum urban, warga Aceh sudah sedemikian akrab dengan seduhan si bubuk hitam.
Festival kopi menjadi event tahunan yang dihelat Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) setempat.
Kalangan swasta terutama penikmat dan pengusaha kopi bahkan mempunyai hari khusus yang didedikasikan untuk kopi.
Ya, saban 12 Oktober komunitas anak muda di daerah itu merayakan `international sanger day'.
Riwayat kopi sanger
Sanger adalah racikan kopi khas Aceh.Minuman yang diracik dari campuran kopi, gula, dan susu yang menghasilkan perpaduan cita serupa cappucino. Citarasa itu didapat dengan teknik penyaringan berulang. Jenis minuman ini lahir pada awal 1990-an. Konon menurut riwayat, sanger merupakan akronim dari `sama-sama ngerti'. Lahir dari hasil kompromi antara penjual dengan pelanggannya yang rata-rata mahasiswa. Sanger lahir ketika mahasiswa yang sering nongkrong di warung kopi, berkeinginan meminum kopi susu. Namun, karena harga kopi susu mahal, minuman itu akhirnya diakali dengan penambahan gula dan pengurangan susu.Sanger Day pertama sekali digelar pada 2014 lalu di Solong Mini, Banda Aceh. Lazim digelar di warung-warung kopi dengan mengusung konsep tradisional. Pengunjung diminta untuk berkain sarung, layaknya nongkrong-nongkrong di kampung. Pengunjung yang datang dengan kostum terunik akan mendapat kenang-kenangan dari panitia.
Kopi nikmat hadiah pun dapat.
Jadi, sudah kah anda minum kopi hari ini?
SERAMBINEWS.COM
0 Comments