Asisten Deputi urusan Investasi Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal Endang Supriani mengatakan beberapa di daerah atau kabupaten tertinggal memiliki potensi kopi unggulan dan cita rasa tinggi seperti kopi Arabika dan Robusta. "Ada 183 kabupaten daerah tertinggal yang memiliki potensi kopi unggulan," katanya, di Jakarta, Selasa (14/10).
Ia mengatakan produktivitas daerah tertinggal penghasil kopi secara umum sangat rendah karena beberapa faktor seperti kurangnya sumber daya manusia dan pengolahan kopi pascapanen. "Akibat produktivitas rendah membuat hasil kopi Indonesia hanya mencapai 0,7 - 0,8 ton per hektare tiap tahunnya, sementara Vietnam yang telah belajar budidaya kopi di Indonesia bisa menghasilkan kopi tiap tahun sebanyak 2,5 ton per hektare," katanya.
Direktur Utama Koperasi Rumah Kopi Nusantara Abdul Rochim juga mengatakan daerah penghasil kopi dengan cita rasa tinggi (specialty coffe) sebagian besar dihasilkan dari kabupaten tertinggal, padahal Indonesia merupakan pengekspor kopi ke empat terbesar di dunia setelah Brasil, Colombia dan Vietnam. "Penghasil kopi di Indonesia kebanyakan dari daerah tertinggal seperti kopi Gayo dari Aceh, kopi Mandailing dari Sumatera, kopi Liwa dari Lampung dan kopi Toraja," katanya.
Ia mengatakan pengembangan budidaya kopi memberikan kontribusi kepada masyarakat daerah tertinggal namun mereka belum tersentuh dengan industri pengolahan kopi. "Beberapa daerah penghasil kopi masih kesulitan untuk memenuhi banyaknya permintaan ekspor karena petani masih menggunakan metode manual dan alat pengolahan kopi modern sangat mahal," katanya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Bayu Krisnamurthi mengakui kapasitas produksi kopi Indonesia di bawah Brasil dan Vietnam. Namun kopi Indonesia jauh lebih baik daripada kedua negara tersebut dari sisi kualitas, bahkan kopi spesial Indonesia terbaik di dunia. “Indonesia ini bisa dikatakan produsen kopi spesial terbaik di dunia. Pokoknya the only one,” kata Bayu.
Volume produksi kopi Indonesia sampai saat ini masih di bawah Brasil dan Vietnam. Rata-rata per tahun Indonesia hanya mampu memproduksi 600.000-700.000 ton. "Indonesia cuma ada di peringkat ketiga atau bahkan keempat tetapi soal rasa dan mutu tidak ada yang menandingi Indonesia," katanya.
Menurut Bayu salah satu alasan kualitas kopi Indonesia masih lebih baik daripada Brasil dan Vietnam karena Indonesia memiliki banyak jenis kopi spesial Arabica. Sementara Brasil dan Vietnam hanya memproduksi kopi robusta dengan harga jual lebih murah daripada arabica.
Menurut data Asosiasi Kopi Spesial Indonesia, produksi kopi secara keseluruhan di tahun 2013 sebesar 500.000 ton. Dari jumlah itu 35% adalah jenis kopi arabica. "Nilai tambahnya naik berlipat ganda. Kita adalah negara relatif kecil dibandingkan Brasil dan Vitenam tetapi tidak ada yang mengalahkan Indonesia jika masuk ke rasa dan kualitas," paparnya
Bahkan Indonesia mempunyai jenis kopi spesial unik yang berbeda dari jenis kopi lainnya. Namanya kopi luwak dengan harga jual yang bisa mencapai Rp 2,4 juta per kg. Indonesia memiliki beberapa kopi spesial atau specialty coffee, yaitu Sumatera Arabica Gayo Atu Lintang, Takengon-Aceh, Sumatera Arabica Gayo Arul Badak, Takengon-Aceh, Sumatera Arabica Gayo Rime, Takengon-Aceh, Sumatera Arabica Mandheling FTO, Takengon-Aceh, Sumatera Arabica Bengkulu Kaba Mountain, Bengkulu.
Sumatera Arabica Toba-Honey, Toba-North Sumatera, Sumatera Arabica Pak-pak Simalungun, North Sumatera, Sumatera Arabica Peaberry, Lintong-North Sumatera, Sumatera Arabica Natural, Wahana Estate-Sidikalang, Sumatera Arabica Wahana, Wahana Estate-Sidikalang, Sumatera Arabica Wahana, Wahana Estate-Sidikalang, Sumatera Arabica Wahana Premium, Wahana Estate-Sidikalang, Sumatera Arabica Solok Surian, Solok-West Sumatera.
Flores Arabica WP1, Bajawa-Flores, Sumatera Arabica Mandheling Lintong, Lintong-Sumatera, Sulawesi Arabica Toraja Sapan, Toraja-South Sulawesi, Sulawesi Arabica Gowa, Gowa-South Sulawesi, Papua Arabica Wamena, Wamena-Papua. Untuk jenis robusa diantaranya Sumatera Robusta Kaba Mountain Coffee, Bengkulu-Sumatera. Java Robusta Blue Wheel, East Java. Java Robusta Highland Borobudur (Baron), Central Java. Dan Flores Robusta Manggarai-Ruteng, Flores-NTT.
(neraca.co.id)
0 Comments