Apakah Anda suka meminum kopi dengan tambahan sirup? Atau mungkin Anda lebih menyukai kopi berbusa dengan banyak krim?
Betul
sekali kami sedang membahas tentang jenis-jenis kopi. Kedai-kedai kopi
merupakan sebuah keharusan ketika semua orang beraktivitas di luar
(seperti yang dialami Yahoo! saat terjebak antrean konser musim semi -
klik di sini untuk mencari tahu agar tidak terlambat menonton konser),
jadi kami agak sedikit penasaran dengan berbagai kepribadian Anda
ketika memesan kopi hangat dengan permen Haribo rasa persik (itu
menunjukkan sesuatu).
Kepribadian Anda menurut Jenis Kopi
Gagasan
dari kedai kopi bersifat aspirasional. Dengan kata lain, tradisi
seharga lima sen (sekitar Rp60) dalam makan malam menjadi simbol dari
kemakmuran kalangan kelas menengah, baik di Amerika Serikat maupun di
seluruh dunia. Memesan secangkir kopi berarti Anda sudah termasuk
kalangan itu.
James Moore dan Judi James yang mengarang “The You
Code: What Your Habits Say About You” mengklaim bahwa pilihan kopi jauh
melebihi rasa “Dengan berbagai pilihan busa, krim dan topingnya minuman
ini sudah menciptakan tingkat psikologi yang sangat dalam terkait
kepercayaan diri, tingkat stres dan kenyamanan ketika masa kanak-kanak.”
Kepribadian kopi, diparafrasekan dari “The You Code”:
Penikmat Espresso:
Kepuasan instan, hasil cepat, “yang paling terkenal dari seluruh
pilihan kopi,” sinis, sarkasme, bahkan pemburu tenang yang agresif.
Meremehkan hidup sehat, pemurung, dan ambisus, mengincar posisi elit
serta ogah bergosip.
Penikmat kopi hitam: Tanpa
basa-basi, minimalis, sosok dewasa yang tenang, menyukai hubungan
langsung, kompetitif, pendiam dan pemurung, walaupun sesekali bersikap
ekspresif.
Penikmat latte: Mengurangi risiko
dengan susu dan busa, cenderung mencari aman, ingin disukai, imut namun
keras kepala, enggan frontal dan suka mendelegasikan tugas-tugas
berisiko, sosok penyayang keluarga, menikmati kenyamanan lingkungan dan
memiliki teman kepercayaan. Kehidupan seksnya biasa-biasa saja.
Penikmat cappucino:
sosok ekspresif yang optimis dan menghargai gaya dan barang-barang
keren, tidak begitu serakah. Cenderung memulai sesuatu ketimbang
menjalani semua detail yang membosankan.
Penikmat kopi instan:
tanpa basa-basi, frontal, ceria namun tidak terburu-buru dalam
menyelesaikan sesuatu, sosok yang mungkin terlihat biasa-biasa saja.
Mudah murung dan periang; tidak begitu berani dalam karier atau pun
seks, sosok yang penuh pertimbangan.
Penikmat decaf soymilk:
bersikap sok lingkungan ketimbang pejuang lingkungan. Bagi mereka yang
tidak alergi dengan susu sapi, pilihan itu menyiratkan sikap rewel dan
arogan.
Penikmat Frappucino (dan kobi berbusa lainnya): Pecandu busa dan krim. Korban trend ketimbang trendsetter, duh, sosok tidak karuan dan tanpa perasaan ironi.
Bukan peminum kopi:
Si pengarang sangat menganggap sosok yang menolak secangkir kopi
sebagai orang yang takut hidup dan bersikap kekanak-kanakan (sebuah
penghinaan yang terdapat dalam bagian “What Your Tea Says About You”)
Lebih dari Sekadar Tumpukan Biji Kopi
Fakta
mengenai kopi, menurut National Coffee Association: Lebih dari delapan
dari 10 warga Amerika pecandu kopi dalam setahun terakhir, dan
separuhnya hanya sesekali meminum kopi. Namun, masing-masing generasi -
mulai dari Greatest Generation hingga GenXers - rupanya semakin jarang
meminum kopi ketimbang generasi sebelumnya, dan rata-rata jumlah kopi
yang diminum seorang warga Amerika mencapai puncaknya pada 1960-an.
Etnis warga yang terus menempati posisi teratas di antara peminum
espresso adalah warga keturunan Hispanik-Amerika.
Sedangkan
untuk kepribadian menurut pilihan kopinya, studi dari produsen kopi
pada 2007 menyusun apa saja yang akan dikorbankan warga Amerika demi
secangkir kopi, saat menyimak berita pagi, makan siang, tidur, bahkan
ketika menggosok gigi. Studi serupa juga menjabarkan lima tipe
kepribadian peminum kopi:
1. Peminum gaul (33 persen), yang cenderung hidup sendirian, sehingga komunitas peminum kopi merupakan penyelamat bagi dirinya.
2. Pecinta kenyamanan (14 persen), yang cuma mengunakan cangkir panas untuk menghangatkan tangannya.
3. Pecandu kopi (14 persen), yang tidak bisa hidup tanpa kopi. Menariknya, mereka yang bergaji besar cenderung menyebut perilaku mereka sebagai kecanduan.
4. Peminum kopi untuk tugas (11 persen), biasanya pemula yang membutuhkan kopi agar selalu fokus.
5. Bukan pecandu kopi (7 persen).
Meskipun tidak ada kategori usia yang dijelaskan di sini, kaum muda
cenderung mengikuti tren seperti es kopi dan kopi dengan rasa
tertentu,sedangkan generasi tua cenderung memilih kopi tubruk.
Oleh: (Vera H-C Chan - Yahoo.co.id)
0 Comments