Menyesap Kopi Aceh di Ulee Kareng

Farah Quinn di Warkop Solong
KALAU Anda pecandu kopi dan kebetulan sedang berada di Banda Aceh, wajib bagi Anda untuk mampir ke Kedai Solong Coffee di kawasan Ulee Kareng.
Warung kopi yang berslogan “Warkop Jasa Ayah” ini sekilas sama seperti kedai-kedai kopi yang banyak bertebaran di Banda Aceh, ibu kota Provinsi Aceh. Ya, Aceh memang Negeri Seribu Warung Kopi. Namun, Solong Coffee berbeda dengan kedai kopi lainnya. Usianya tergolong tua bagi sebuah kedai kopi. Solong Coffee berdiri sejak 1974.
Kebiasaan masyarakat Aceh minum kopi sambil bercengkrama membuat warung kopi Solong tidak pernah sepi dari pengunjung.
“Warung ini mulai ramai dikunjungi pada 1987. Di sini, orang ngopi untuk bertemu dengan kawan membahas masalah bisnis, masalah kuliah, dan lain-lain. Jadi, bukan hanya sekadar duduk dan minum kopi saja,” papar Nawawi.
Di atas lahan seluas 1.500 meter persegi, bangunan Kedai Solong Coffee dibagi menjadi dua. Bagian depan diperuntukkan bagi para pengunjung. Sementara, bagian belakang digunakan sebagai tempat penyimpanan dan penggilingan biji kopi, serta area duduk pengunjung jika jumlah yang datang membludak.
Nawawi menjelaskan, tidak ada ramuan khusus dalam pembuatan kopi. Untuk menjaga kualitas kopi di kedainya, pria paruh baya ini masih turun tangan menyortir biji-biji kopi yang akan digiling.
“Kami menggunakan kopi Lamno yang memang terkenal sebagai kopi nomor satu di Aceh,” kata dia.
Kedai kopi milik keluarga Nawawi ini menyajikan kopi hitam manis sebagai minuman andalan. Kemudian, ada sanger yang merupakan paduan kopi dengan sedikit susu dan gula. Sanger bisa dijadikan pilihan bagi mereka yang tidak menyukai kopi pahit. Untuk pengunjung yang tidak menyukai kopi, dapat memesan teh manis hangat, teh telur, ataupun teh tarik.
Sebagai teman minum kopi ataupun teh, tersedia berbagai aneka pilihan penganan khas Aceh. Sebut saja, seperti pulut (ketan) srikaya, pulut bakar, timpa (sejenis lepet), bikang, surabi, dan tapai.
Kedai Solong Coffee terletak di Jalan Teuku Iskandar Nomor 13-14. Di kedai ini kopi diracik secara tradisional, mulai dari penggilingan biji kopi, peracikan, hingga penyajian.
Kedai kopi ini menggunakan kopi Lamno yang memang terkenal sebagai kopi nomor satu di Aceh. (republika)

Post a Comment

0 Comments